PANGKALPINANG – Karbon aktif, atau yang lebih dikenal sebagai arang aktif, memiliki manfaat besar di bidang industri dan proses filtrasi air. Pentingnya teknologi pengolahan dan pemanfaatan karbon aktif di Bangka Belitung diungkapkan oleh Erzaldi Rosman Djohan pada 3 November 2024.
Karbon aktif diketahui mampu menyerap zat-zat atau mineral yang mencemari air. Manfaatnya dalam proses filtrasi meliputi kemampuan menyerap bau, warna, klorin, dan mineral lainnya sehingga air menjadi lebih segar. Di bidang industri, karbon aktif digunakan untuk pemurnian larutan (seperti dalam industri gula, minuman alkohol, bahan kimia, dan farmasi), penyerap gas beracun, penghilang bau, penyerap emisi uap bahan bakar pada otomotif, serta sebagai filter rokok.
Manfaat besar yang dihasilkan dari karbon aktif inilah yang mendorong Erzaldi Rosman Djohan untuk mengusulkan pengembangan teknologi pengolahan karbon aktif di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Menurut Erzaldi, potensi pengembangan ini sangat mungkin dilakukan mengingat ketersediaan bahan baku yang cukup melimpah, seperti limbah pertanian, limbah perkebunan, limbah kayu, limbah peternakan, dan limbah pertambangan timah.
“Pengolahan karbon aktif dapat dilakukan secara kimiawi maupun fisika, karena karbon aktif adalah arang yang telah mengalami perubahan sifat fisika dan kimianya. Dalam proses pengolahannya, karbon aktif bisa menggunakan bahan kimia atau dipanaskan pada suhu tinggi,” jelas Ketua DPD Partai Gerindra Babel tersebut.
Mantan Gubernur Bangka Belitung ini juga menjelaskan bahwa selain bermanfaat untuk industri, karbon aktif dapat digunakan sebagai adsorben, yaitu bahan penyerap logam berat dalam obat dan makanan, pada minuman keras, industri kimia perminyakan, budidaya udang, pemurnian gas, katalisator, serta pengolahan pupuk.
Erzaldi menekankan bahwa untuk merealisasikan pengelolaan karbon aktif di Bangka Belitung, dibutuhkan kerja sama dari semua pihak terkait. “Pengelolaan ini bukan hal yang mudah, karena memerlukan kemampuan penguasaan teknologi proses agar produk yang dihasilkan berkualitas,” lanjutnya.
“Karbon aktif dapat dibuat dari limbah peternakan, tumbuh-tumbuhan, limbah mineral, dan limbah kayu yang mengandung karbon. Pengolahannya pun dapat dilakukan secara kimiawi atau fisik,” tambah Erzaldi.
Erzaldi menegaskan bahwa pengembangan industri karbon aktif di Bangka Belitung akan memberikan dampak positif, termasuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja.
(T-APPI)